Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah telah mampu membuktikan eksistensinya dalam perekonomian di Indonesia. Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1998, banyak investor dan pengusaha besar yang mengalihkan modalnya ke negara-negara lain, sehingga perekonomian Indonesia dikala itu semakin terpuruk. Usaha kecil dan sektor riil mampu bertahan dan menopang roda perekonomian bangsa Indonesia. Undang-undang yang mengatur tentang seluk-beluk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008. Dalam undang-undang tersebut dijelaskan bahwa sebuah perusahaan yang digolongkan sebagai UMKM adalah perusahaan kecil yang dimiliki dan dikelola oleh seseorang atau dimiliki oleh sekelompok kecil orang dengan jumlah kekayaan dan pendapatan tertentu. Rinciannya sebagai berikut:
- Usaha produktif yang kekayaannya sampai 50 juta rupiah dengan pendapatan sampai 300 juta rupiah per tahun digolongkan sebagai Usaha Mikro.
- Usaha produktif yang nilai kekayaan usahanya antara 50 juta hingga 500 juta rupiah dengan total penghasilan sekitar 300 juta hingga 2,5 milyar rupiah per tahun dikategorikan sebagai Usaha Kecil.
- Sedangkan Usaha Menengah merupakan usaha produktif yang memiliki kekayaan (modal) 500 juta hingga 10 milyar rupiah dengan jumlah pendapatan pertahun berkisar 2,5 – 50 milyar rupiah.
Menurut
Bank Dunia, UMKM dapat dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu Usaha Mikro
(jumlah karyawan 10 orang), Usaha Kecil (jumlah karyawan 30 orang) dan Usaha
Menengah/Medium (jumlah karyawan hingga 300 orang). Dalam perspektif usaha,
UMKM diklasifikasikan dalam empat kelompok, yaitu:
- UKM sektor informal atau dikenal dengan istilah Livelihood Activities, contohnya pedagang kaki lima dan warteg.
- UKM Mikro atau Micro Enterprise adalah para UKM dengan kemampuan sifat pengerajin namun tidak memiliki jiwa kewirausahaan dalam mengembangkan usahanya.
- Usaha Kecil Dinamis (Small Dynamic Enterprise) adalah kelompok UKM yang mampu berwirausaha dengan menjalin kerjasama (menerima pekerjaan subkontrak) dan ekspor.
- Fast Moving Enterprise adalah UKM-UKM yang mempunyai kewirausahaan yang cakap dan telah siap untuk bertranformasi menjadi usaha besar.
Secara
umum, usaha kecil memiliki ciri-ciri: manajemen berdiri sendiri, modal
disediakan sendiri, daerah pemasarannya lokal, aset perusahaannya kecil, dan
jumlah karyawan yang dipekerjakan terbatas. Asas pelaksanaan UMKM adalah
kebersamaan, ekonomi yang demokratis, kemandirian, keseimbangan kemajuan,
berkelanjutan, efesiensi keadilan, serta kesatuan ekonomi nasional. UMKM
mendapat perhatian dan keistimewaan yang diamanatkan oleh undang-undang, antara
lain: bantuan kredit usaha dengan bunga rendah,
kemudahan persyaratan izin usaha, bantuan pengembangan usaha dari lembaga
pemerintah, beberapa kemudahan lainnya.
Kriteria usaha kecil
Kriteria usaha kecil menurut UU
No. 9 tahun 1995 adalah sebagai berikut:
- Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
- Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (Satu Miliar Rupiah)
- Milik Warga Negara Indonesia
- Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang tidak dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar
- Berbentuk usaha orang perorangan , badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi.
Bagaimana cara memulai usaha yang yang notabe nya wilayah di pedesaan tapi tidak ada modal untuk memeulai usaha yang ada cuma semangat untuk maju untuk menciptakan lapangan pekerjaan di kampung untuk mengurani tingkat pengangguran yang ada di desa / kampung dan tidak harus merantau ke kota ...
Hubungan UKM dan ekonomi Indonesia
Di Indonesia, UKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Jumlah UKM
hingga 2011 mencapai sekitar 52 juta. UKM di Indonesia sangat penting bagi
ekonomi karena menyumbang 60% dari PDB dan menampung 97% tenaga kerja. Tetapi akses ke lembaga
keuangan sangat terbatas baru 25% atau 13 juta pelaku UKM yang mendapat akses
ke lembaga keuangan. Pemerintah Indonesia, membina UKM melalui Dinas Koperasi
dan UKM, di masing-masing Provinsi atau Kabupaten/Kota.
Pajak bagi UKM
Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan mengatakan Pemerintah
akan menarik pajak bagi sektor UKM beromzet Rp300 juta hingga Rp4 miliar per
tahun. Hal tersebut akan dilaksanakan karena pemerintah mengakui membutuhkan
uang untuk proyek infrastruktur.
UMKM Indonesia Punya Potensi di Kancah Internasional
"UMKM di
Indonesia berpotensi besar untuk menjadi merek terkemuka dunia. Karena itulah
kualitas dan kemampuan kompetitif harus ditingkatkan, baik di pasar lokal
maupun internasional."
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) punya
peluang untuk sukses di kancah internasional, selama memiliki kualitas dan
strategi tepat untuk menembus tantangan tersebut.
"UMKM di Indonesia berpotensi besar untuk menjadi merek terkemuka dunia, karena itulah kualitas dan kemampuan kompetitif harus ditingkatkan, baik di pasar lokal maupun internasional," kata Managing Director Fortune PR Indira Abidin dalam keterangan pers yang diterima ANTARA News, Selasa.
Demi memaksimalkan daya saing UMKM Indonesia, Fortune PR berkolaborasi dengan BISA (Business Indonesia Singapore Association) menyediakan layanan kantor bersama dan solusi pemasaran luar negeri melalui Singapura, bagi UMKM yang ingin melebarkan sayap ke pasar global demi menghadapi era Asean Economy Community (AEC) pada 2015.
Mereka memberikan pembekalan edukasi mengenai branding dan marketing, agar UMKM Indonesia dapat bersaing di pasar lokal dan internasional.
"Singapura adalah pusat dagang di Asia Tenggara, sekaligus pintu gerbang menuju pasar mancanegara. Kami akan mendukung UMKM di Indonesia, melalui keahlian dan layanan kami masing-masing," imbuh Pendiri BISA Stephanus Titus.
"UMKM di Indonesia berpotensi besar untuk menjadi merek terkemuka dunia, karena itulah kualitas dan kemampuan kompetitif harus ditingkatkan, baik di pasar lokal maupun internasional," kata Managing Director Fortune PR Indira Abidin dalam keterangan pers yang diterima ANTARA News, Selasa.
Demi memaksimalkan daya saing UMKM Indonesia, Fortune PR berkolaborasi dengan BISA (Business Indonesia Singapore Association) menyediakan layanan kantor bersama dan solusi pemasaran luar negeri melalui Singapura, bagi UMKM yang ingin melebarkan sayap ke pasar global demi menghadapi era Asean Economy Community (AEC) pada 2015.
Mereka memberikan pembekalan edukasi mengenai branding dan marketing, agar UMKM Indonesia dapat bersaing di pasar lokal dan internasional.
"Singapura adalah pusat dagang di Asia Tenggara, sekaligus pintu gerbang menuju pasar mancanegara. Kami akan mendukung UMKM di Indonesia, melalui keahlian dan layanan kami masing-masing," imbuh Pendiri BISA Stephanus Titus.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar